Keluhan Pelayanan Kesehatan Indonesia -Mungkin bagi
beberapa orang kaya yang notabene memiliki asuransi kesehatan bermerek
internasional, masalah pembiayaan dan birokrasi pencairan dananya pun tidak akan
jadi masalah. Tidak seperti jaminan kesehatan yang ada di Indonesia. Warga
negara Indonesia tentu sudah paham seluk-beluk BPJS Kesehatan. Jaminan
kesehatan untuk warga negara Indonesia ini semakin memudahkan orang-orang
baik dari kalangan bawah, menengah, hingga kalangan atas pun tanpa mengeluarkan
biaya untuk berobat.
Namun, hal itu semua tidak membahagiakan untuk Mak Aris –bukan
nama sebenarnya- yang mengeluh atas pelayanan BPJS. Siang itu cukup terik
ketika Mak Aris ingin berobat ke Puskesmas di sebuah kelurahan di Jakarta Timur.
Mak Aris mengeluh setelah adanya pelayanan BPJS ini, pelayanan kesehatan
di Puskesmas semakin semrawut dengan banyaknya orang yang sakit. Mak Aris pun
harus rela mengantri begitu lama di Puskesmas. Memang, pengobatan tidak dipungut
biaya sepeser pun. Tetapi, akibatnya ialah membludaknya pasien sakit. Bisa
dibilang “sakit kok rombongan?”
Tidak hanya Mak Aris yang mengalami seperti itu. Ibu Parmi
–bukan nama sebenarnya- juga mendapati hal yang sama. Bedanya, Parmi mengalami
hal ini di sebuah rumah sakit di Jakarta Timur. Tiap bulan, Parmi harus mengecek
kesehatannya di tiga poliklinik berbeda dalam satu rumah sakit. Tiap tiga hari
itu pula, Parmi harus berdesakkan dengan pasien yang memanfaatkan pelayanan BPJS.
Itulah sekelumit cerita pengalaman dari beberapa orang yang
menceritakan pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan menggunakan layanan BPJS memang gratis. Namun, dampaknya sangat terlihat ketika banyak orang
yang tiba-tiba ikut-ikutan sakit. Tidak heran jika banyak berita yang beredar
bahwa BPJS bangkrut karena menangani sekian juta penduduk Indonesia yang
mengaku sakit. ©Tedy Rizkha Heryansyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang baik ialah pembaca yang selalu memberikan komentar dalam bentuk kritik dan saran untuk kebaikan blog ini