Kapok Mencintai Mesin Injeksi - Kalimat yang tepat
menggambarkan mesin injeksi menurutku ialah “udah gak mau lagi deh”. Kenapa bisa
ngomong seperti itu? Aduh, ceritanya panjang. Punya motor sport kelas menengah
dengan teknologi mesin injeksi pada awalnya sangat menggairahkan ibarat melihat
perawan yang sedang memamerkan lekuk tubuhnya di depanku. Tegangannya tinggi
bro. Pakai setahun, masih oke. Nyaman dan irit ya memang keunggulan injeksi. Eh,
ke sini-sininya baru kerasa. Kerasa apa? Kerasa bahwa mesin karburator itu lebih
bandel dan semriwing rasanya.
Mesin injeksi bisa kena OH (overheat/panas berlebihan). Nah
kalo karburator bandelnya bukan main. Begini, Aku punya satu motor karburator
keluaran tahun 2004 dan satu motor keluaran tahun 2012. Perbandingannya jauh
sekali. Irit dan nyaman 2012 punya. Tapi, nyaman dalam perawatan 2004 punya. Aku
Alhamdulillah termasuk orang yang rajin ganti oli, filter oli, busi, aki, filter
udara, kampas rem, dan onderdil lain sesuai dengan jadwal. Tapi ya itu, injeksi
mungkin disetting agar para pembeli produk tersebut merasa “ketergantungan” akan
suatu pelayanan khusus. Berbeda kalau kita ngomong ke mesin karburator.
Perawatan simpel, dan memang terbukti tahan lama.
So, sekarang biarpun diiming-imingi motor dengan teknologi A-Z
paling mutakhir sekali pun, enggak deh. Mending duitnya sini dah, kasih ke Aku
dan tak buat nanggep orkes dangdut koplo. Lueebih enak dan menenangkan hati.
Hayo, bagi kamu yang pengen beli motor baru dan tergiur dengan teknologi
canggih, pertimbangkan dulu jangan cuma pemakaiannya tok. Liat juga perawatannya
ya bro. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang baik ialah pembaca yang selalu memberikan komentar dalam bentuk kritik dan saran untuk kebaikan blog ini