Dilema Mahasiswa Jomblo – Sore itu Kirana melihat jam
dinding di ruang kuliahnya sudah menunjukkan pukul lima sore. Keadaan cuacanya
pun tak mendukung untuknya bergegas pulang. Mendung dan hujan deras sejak dua
jam lalu membuatnya tak berkutik. Ia melihat Karen, teman sekelasnya, sedang
bersiap-siap untuk pulang. Kirana menanyakan pada Karen bagaimana ia pulang.
Karen menjawab bahwa ia akan dijemput pacarnya menggunakan mobil. Tak lama Karen
pun meninggalkan Kirana. Kirana sempat berdiam sejenak sebelum akhirnya ia
memutuskan untuk pergi ke kantin untuk sekadar membeli mie rebus. Di benak
Kirana terbesit apakah sebegitu enaknya memiliki pacar yang bisa diandalkan saat
keadaan tertentu?
Pikiran Kirana pun sudah seperti pemikiran para mahasiswa yang
mendapatkan gelar jomblo sampai saat ini. Mungkin saja termasuk kamu.
Mahasiswa jomblo memang acap kali menjadi candaan bahkan celaan karena
tidak adanya usaha untuk mencari jodoh. Menariknya, dalih para mahasiswa jomblo
pun beragam. Mereka menjawab bahwa belum saatnya mendapat pacar dan lain
sebagainya. Memang jawaban yang beranekaragam itu pun sepatutnya tidak
disalahkan seratus persen. Tapi, yang bisa menjadi landasan bahwa mahasiswa
jomblo itu untung karena bisa mengembangkan dirinya. Bisa merencanakan masa
depannya lebih baik dan lebih siap. Pasalnya, mahasiswa yang jomblo bisa
menabung uangnya atau pun lebih-lebih ikut dalam kegiatan perkuliahan dan
menambah wawasan.
Dilema memang tidak akan ada ujungnya. Pacaran saat kuliah atau
tetap menjadi mahasiswa jomblo tetap dikembalikan kepada kamu. Semua
memiliki untung dan ruginya jika dijalani. Pada akhirnya, semoga tulisan ini
bisa bermanfaat bagi kamu yang membacanya. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang baik ialah pembaca yang selalu memberikan komentar dalam bentuk kritik dan saran untuk kebaikan blog ini